Assalammu Alaikum Wr.Wb.,

"HATURAN SARENG WILUJENG SUMPING DI BLOG
SKKS RANCABANG SUKAPURA."

Sunday 7 July 2013

BUDAYA TELAT ATAU NGARET DI INDONESIA

Bangsa Indonesia  mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa kita tinggalkan. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Banyak budaya yang membuat nama bangsa indonesia terkenal di dunia. Budaya kesenian  tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Namun, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku manapun, yakni budaya yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan  "ngaret". Apakah  ngaret adalah suatu budaya yang bisa kita banggakan dan apa akibatnya jika kebiasaan ini dipelihara? Apakah budaya terlambat sebuah bangsa menentukan cepat/lambatnya kesuksesan sebuah bangsa? Apakah keterlembatan seseorang mempengaruhi cepat/lambatnya kesuksesan seseorang? Lalu apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai hidupnya? Apakah budaya ngaret ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menghargai  waktu orang lain? Dan apakah budaya ngaret ini berkaitan dengan bagaimana cara berpikir seseorang memandang dan menjalani seluruh aspek hidupnya. Istilah "ngaret" tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut sangat merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang mempunyai hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga sangat dibenci.

Ada hal-hal yang menyebabkan seorang itu TELAT/NGARET :
1. Hujan dan Banjir
2. Jalan yang rusak,hingga memperlambatan perjalanan
3. Begadang
4. Kendaraan rusak
5. Sakit
6. Ada perbaikan jalan
7. Tiba-tiba ada halangan yang tidak terduga

Cara berpikir orang pribumi Indonesia dengan orang asing sangatlah berbeda jauh dengan kita, dispiln dengan waktu karena motto mereka " waktu adalah uang dan waktu itu tak akan kembali terulang lagi" jadi kita harus meperhatikan dan displin waktu. Displin adalah kunci utama dari sebuah kesuksesan. Budaya orang kita selalu menunda-nunda waktu. Sangat berbeda dengan orang asing selalu displin dan tepat waktu. Suka tidak suka, mau tidak mau disiplin waktu adalah poin utama agar  bisa sukses memanajemen waktu. Sayangnya seringkali didikan disiplin yang kerap diajarkan kepada kita semenjak kecil efeknya masih kurang. Akibatnya sering saya lihat orang-orang yang ada di lingkungan sekitar saya rendah sekali kesadaran dirinya atas sikap disiplin ini. 

Saat saya kecil, saya sangat tertekan karena mendapat didikan yang sangat ektra disiplin dari orang tua maupun keluarga besar saya. Saya harus mengikuti jadwal harian yang telah dibuat oleh orang tua saya. Bila saya terlambat 2 menit saja datang keruang makan untuk bersarapan, saya mendapat hukuman tidak dapat makan pagi, semua pembatu tidak boleh memberikan makanan pada saya. Jika pembantu memberkan makanan pada saya, pembantu dan sayapun mendapat hukuman pula. Jika saya terlambat melakukan sholat, saya disembur air satu ember dan saya mendapat hukuman lebih banyak lagi disamping harus membereskan tempat tidur dan seluruh ruangan kamar saya. Walaupun punya pembantu banyak, saya harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri jika saya kena hukuman semacam tidak mengikuti waktu sholat.
Namun setelah saya dewasa ternyata pendidikan yang diberikan oleh orang tua saya ini sangat berguna apalagi setelah saya mulai meniti karier bekerja dan mulai hidup di luar negara Indonesia. Saya dari kecil sudah terbiasa tidur diatas pukul 12 malam karena saya harus mengerjakan tugas harian saya yang begitu banyaknya. Jadi saya hanya dapat tidur 5 jam perhari. saat saya sekolah di jepang saya biasa tidur hanya 4 jam perhari. Dan pada akhir pekan saya dapat tidur lebih banyak waktunya karena akhir pekan adalah masa saya untuk bersenang-senang dan tidak memikirkan tugas atau pekerjaan rutin saya. Setiap malam saya harus melaporkan kegiatan saya kepada orang tua saya dan orang tua saya memberikan pengarahan mengenai kegiatan-kegiatan saya setiap harinya. Sebelum tidur saya harus melakukan intropeksi pada diri saya sendiri sehingga saya dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan kegiatan saya ataupun tingkah laku saya seharian. 
Peraturan yang banyak di keluarga saya serta jadwal yang ketat yang harus saya lakukan setiap hari ini membuat saya menjadi  terbiasa melakukannya. Yang semula saya merasakan berat melakukannya, lama-lama terbiasa dan tidak merasakan berat lagi melakukan kewajiban dengan banyak peraturan yang harus saya penuhi setiap harinya.
Sampai saat saya berumah tanggapun, saya manih memakai jadwal kegiatan saya saat saya masih remaja. Suami saya yang berasal dari Englandpun terheran-heran karena saya masih menyimpan dan memakai jadwal kegiatan yang saya buat saat saya remaja dan sekarang jadwal kegiatan tersebut berlaku di keluarga saya. Mau tidak mau suami saya harus mengikutinya karena dalam hukum keluarga saya tidak ada hukum ingris atau hukum indonesia yang harus dipatuhi tetapi hukum islam yang kami dijunjung didalam menjalani kegiatan kami berdua dalam mengarungi rumah tangga ini.
Saya sangat bangga dan berterima kasih punya orang tua yang mendidik saya sangat keras dengan disiplin. Saya tidak mengira hasilnya membuat saya dapat hidup layak di masyarakat dan hidup saya diterima oleh masyarakat, alhamdulillah.

Marilah kita belajar sejenak dari Bangsa Jepang. Anda tahu salah satu kunci kecepatan pembangunan peradaban dan teknologi jepang pasca ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki? Disiplin waktu dan profesionalitas kerja. Lihatlah betapa kehidupan mereka sangat tertata dan terkelola dengan sangat baik. Bahkan kalau Anda hidup di Jepang, lamanya perjalanan menggunakan kendaraan umum sudah bisa dihitung karena ketatnya disiplin waktu yang diterapkan dan teknologinya memadai. Budaya displin menghasilkan Negara yang maju, bisa mengatur waktu dengan semaksimal mungkin dan baik, Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita semua menanamkan prinsip tersebut dalam diri kita, khususnya dalam hal menjadikan Bangsa Indonesia yang lebih baik dan terbaik. Hal ini cukup menarik karena rahasia kesuksesan adalah dengan menjadikan tindakan secepatnya. Sebelum terlarut-larut dalam kondisi, yang dirasa oleh sebagian orang belum memuaskan, bangsa kita ini. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi: waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Bagaimanapun waktu untuk bersantai diperlukan oleh seorang mahasiswa selain waktu untuk belajar. Sebagian waktu untuk bersantai tersebut diperlukan untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai untuk belajar dan bekerja. Baik belajar maupun bekerja membutuhkan energi yang tidak sedikit, terutama untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Energi yang terpakai untuk berkonsentrasi ini harus diganti. Jika tidak, maka sangat mungkin sekali seseorang mengalami perasaan tertekan atau stress. Memperoleh waktu sama artinya dengan memperoleh semuanya dalam  hal percintaan, perdagangan, dan perang. Sampai anda menghargai diri anda sendiri, anda tidak bisa menghargai waktu yang anda miliki. Sampai anda menghargai waktu yang anda miliki, anda tidak bisa menggunakan waktu dengan baik. Sebab dengan manajemen waktu yang baik, seluruh kegiatan dapat terjadwal rapi dan semuanya terselesaikan. Agar waktu Anda menjadi lebih baik dan efektif sehingga dekat akan keberhasilan. 

Ada  beberapa cara untuk bisa mendisplin waktu dengan baik :
1. Buatlah skala prioritas.  
2. Buat jadwal pengaturan waktu untuk dikerjakan setiap hari.

Tentu waktu 24 jam per hari rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan tugas menumpuk dari pekerjaan yang tersisa. Skala prioritas menjadi penting untuk Anda susun. Ciptakan skala prioritas pekerjaan manakah yang paling penting dan harus segera diselesaikan. Juga pekerjaan manakah yang bisa dikerjakan belakangan. Semua itu bertujuan untuk melatih Anda menyelesaikan segalanya secara tepat waktu..
Bantulah dengan membuat jadwal.
Jadwal kegiatan akan membantu Anda mengingatkan segala pekerjaan yang harus diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Jadwal ini bisa berupa jadwal kegiatan harian dengan keterangan jenis-jenis kegiatan Anda yang harus selesai hari itu. Dengan jadwal yang tersusun benar dan Anda ingat selalu, waktu pun bisa diatur dengan baik.
Fokuslah menuntaskan satu pekerjaan.
Untuk menghasilkan output yang optimal, kerjakanlah satu tugas saja dalam satu waktu. Mengerjakan lebih dari satu kegiatan dalam waktu bersamaan hanya akan membuat Anda tidak fokus sehingga mempengaruhi hasil. Lebih baik Anda fokus untuk menuntaskan satu tugas terlebih dahulu, baru selanjutnya mengerjakan tugas berikutnya. Cara ini sangat membantu Anda untuk bekerja secara efektif, sehingga semua tujuan Anda dapat tercapai sesuai dengan target waktunya.
Hargailah setiap waktu yang Anda habiskan.
Setiap waktu harus dimanfaatkan dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan. Misalnya saja saat jam kerja, maka gunakan tenaga dan pikiran Anda untuk fokus menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Begitu juga pada saat jam istirahat, hargai serta manfaatkanlah untuk refresing dan sejenak mengistirahatkan pikiran Anda. Ini akan memulihkan pikiran dan tenaga Anda sehingga siap kembali bekerja dengan optimal. Dengan menghargai waktu yang Anda miliki sesuai dengan porsinya, maka setiap jam yang Anda lewati akan memberikan manfaat bagi Anda.

Saya teringat Almarhum ibu saya memberi pertanyaan pada saya saat saya berumur 8 tahun. 
" Kenapa orang bukan pribumi dapat hidup layak di Indonesia  dan kenapa orang pribumi tidak dapat hidup layak dinegaranya sendiri ? ". Saat itu saya tidak menjawabnya karena masih kecil.Lalu Armarhum ibu saya mengajak saya jalan-jalan dan memperlihatkannya pada saya tentang kehidupan para pendatang di kota saya, sehingga saya dapat membandingkan cara hidup kaum pendatang dengan kaum Pribumi. Ternyata rahasianya disiplin dan mau berihtiar serta tidak lupa selalu berpegang teguh pada agama. Saya melihat sendiri kebiasaan hidup orang pendatang itu, bila usahanya belum berhasil, tidak pernah hidup berleha-leha, hidupnya berdisiplin dan tidak makan yang enak-enak dalam menu sehari-harinya. Namun orang pribumi, belum juga berhasil usahanya, menu makanan sehari-hari diada-adakan sehingga harus gali lubang tutup lubang, tidak disiplin juga pemalasnya dipelihara. :)

Demi keluarga dan negara kita. Mari kita bersama-sama memulai memperbaiki sistim yang salah tersebut. Kita mulai memperbaiki dari diri kita sendiri. Dengan kesadaran diri, mari kita mulai beraksi untuk mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia, dalam menggapai mimpi-mimpi bersama. Seperti yang mungkin telah saya singgung di atas, saatnya kita memulai dengan membiasakan diri kita untuk mulai bangga dengan Indonesia. Hal tersebut merupakan dasar kita mempunyai mimpi, karena takkan mungkin ada mimpi tanpa ada sesuatu yang merasuk dalam pikiran dan angan kita. Kita dapat memulainya dengan menerapkan prinsip "Akulah Indonesia, Aku bangga dengan Indonesia, dan Aku Punya Mimpi tentang Indonesia”. Jika kata-kata tersebut merupakan pedoman kita dalam mengabdi terhadap bangsa dan negara. Cukup dengan mengatakannya dengan penuh perenungan, maka akan mendapatkan kembali rasa kebanggaan untuk bersama mewujudkan mimpi persatuan, kemajuan, dan keberhasilan Indonesia.

Kesimpulan :
Istilah ‘ngaret’  sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga dibenci, budaya ngaret di indonesia sudah menjadi hal yang wajar bagi setiap orang. Hal ini masih belum dapat dihilangkan  dikalangan orang indonesia, kurangnya rasa disiplin terhadap waktu yang sudah menjadi budaya orang Indonesia sehingga saat ini kita sebagai bangsa Indonesia masih kalah dengan orang asing yang sangat menghargai waktu.
(Betty Sribudiwati, 7 Juli, 2013).





1 comment:

  1. Assalammualaikuuuum... Setelah saya membaca Artikel di atas yang berjudul BUDAYA TELAT ATAU NGARET DI INDONESIA. Sangat bermanfaat untuk kita betapa pentingnya "waktu". Semoga artikel di atas menjadikan pembelajaran bagi kita semua agar kita benar-benar memanfaatkan akan pentingnya tentang "waktu". Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Saudari Ibu Prof. Betty Sribudiwati, M.Sc. Ph.D. yang telah menulis artikel tentang "BUDAYA TELAT DI INDONESIA"

    ReplyDelete